Formula Baru Untuk Lini Depan Liverpool
Berita soccer – Sejak musim 2014/2015, satu persoalan yang menghantui juru taktik Liverpool, Brendan Rodgers adalah mengembalikan ketajaman lini depan tim asuhannya. Setelah hengkangnya Luis Suarez ke Barcelona, barisan depan The Reds mengalami kemunduran drastis.
Kondisi tersebut diyakini sebagai penyebab kegagalan Liverpool finis di posisi empat besar pada musim lalu. Hanya melangkah dengan total 52 gol, Liverpool menjadi tim yang paling sedikit mencetak gol ketimbang tim lainnya di peringkat 7 besar. Padahal di musim sebelumnya, si Merah begitu perkasa dengan mencetak 101 gol dari 38 laga.
Dengan kepergian Suarez, dan diikuti cederanya Sturridge, Rodgers terkesan bimbang untuk menyusun formula yang tepat di barisan depan timnya. Rickie Lambert, Fabio Borini, hingga Mario Balotelli yang sebelumnya sempat menjadi formula baru tim, namun pada kenyataannya tidak mampu untuk merubah keterpurukkan yang terjadi.
Harapan dari pendukung Liverpool sempat kembali seiring kedatangan Cristian Benteke dari Aston Villa, pada awal musim panas lalu. Striker yang berusia 24 tahun tersebut dinilai memiliki insting bagus dalam memasukan gol ke gawang lawan, hingga dirinya pun langsung dipercayakan untuk menempati barisan utama The Reds.
Sayang, pada kenyataan yang terjadi tidak sebesar harapan pada fans The Reds. Hal tersebut terlihat dari lima laga yang diikuti pemain asal Congo itu, Benteke hanya mampu mencetak dua gol. Jumlah gol yang jelas beda sangat jauh dibandingkan raihan gol Man City yang pada saat itu sudah menorehkan 11 gol dari lima laganya.
Kondisi yang memprihatinkan tersebut, memicu sang mantan pemain Liverpool, Phil Thampson pun angkat bicara mengenai masalah ini. Sosok berusia 61 tahun tersebut berpendapat bahwa Benteke harus mendapat banyak dorongan agar dapat bermain maksimal, dengan mengalirkan bola lebih sering pada Benteke, agar ia bermain lebih garang.
Sedangkan saran Thampson kepada Rodgers, untuk menerapkan formasi 4-3-3, dengan barisan depan dipercayakan kepada trio Daniel Sturridge dan Philippe Coutinho. “Jika Benteke bermain melawan Norwich, bersanding Sturridge, jika dia bisa mulai bermain dan Coutinho di sisi lainnya untuk mendapatkan posisi terbaik dari para pemain ini,” ujarnya.
Pulihnya kondisi Sturridge, Rodgers bisa saja mencoba saran Thomson itu, saat pasukannya menjamu Normich City di Anfield Stadium, Minggu (20/9). Rodgers diketahui telah mengisyaratkan akan memainkan Sturridge pada laga nanti, setelah sekian lama sang penyerang absen, sejak bulan April silam akibat cedera pinggul yang dialaminya.
“Ketika dia bisa membuka ruang seperti yang bisa dia lakukan dengan kecepatan dan variasi indah dalam penyelesaian akhirnya, Anda tempatkan Christian bersama dengan itu, Coutinho di belakangnya, atau di sisinya, lalu para pemain lain mendukung, itu adalah sebuah dinamika yang sangat menarik,” kata Rodgers.
Sang juru taktik itu mengakui bahwa kehadiran Sturridge sangat dinantikan dan tidak sabar untuk memainkan sang penyerang berusia 26 tahun itu bersama Benteke dan Coutinho yang diyakininya sebagai komposisi terbaik di barisan depan The Reds.
“Kami mungkin telah menunggu itu untuk periode yang cukup lama. Tapi tipe pemain seperti Daniel, dengan kualitas seperti itu, bisa memberikan perspektif berbeda ke tim Anda. Realitanya adalah kami hanya beberapa poin di belakang posisi yang kami inginkan, dan masih ada perjalanan panjang,” tambahnya.
Terlepas dari apakah Sturrudge bisa atau tidaknya bermain, terlihat peluang The Reds untuk menang atas laga nanti malam cukup besar. Pada statistik Soccerway tercatat, dari 10 pertemuan terakhir kedua tim, Liverpool tercatat memenangkan 9 laga diantaranya. Sementara satu laga lainnya berujung pada bermain imbang. Norwich tercatat pernah menang atas The Reds dengan skor 0-1, 21 tahun lalu di Anfield.
The post Formula Baru Untuk Lini Depan Liverpool appeared first on Soccer11.net.