Sejarah Berdirinya Sriwijaya FC

Palembang, detiksumsel.com- Pada saat ini, nama Sriwijaya FC  sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia. Palembang merupakan home base dari tim yang berjuluk Laskar Wong Kito.

Tetapi, mungkin tidak semua orang yang mengetahui sejarah dari tim yang sudah berusia sebelas tahun ini. 

Publik Solo, mungkin termasuk salah satu yang bangga dengan Sriwijaya FC, selain publik Sumatera Selatan tentunya. Sriwijaya FC pada masa sebelumnya, merupakan tim dari Jakarta Timur yang hijrah ke Solo hingga akhirnya berubah nama menjadi Persijatim Solo FC.

Pada waktu itu, Persijatim FC merupakan sebuah klub perserikatan dari Jakarta Timur yang hijrah ke Solo yang mungkin dikarenakan rasa cemburu terhadap perhatian yang diberikan oleh Sutiyoso (Gubernur DKI Jakarta pada masa itu) terhadap rekan sedaerah mereka yang bernama Persija.

Selain Persijatim, ada juga nama Pelita Jaya yang memutuskan untuk hengkang dari Jakarta. Setelah keluar dari Jakarta, Pelita Jaya dan Persijatim menjadikan Solo sebagai tempat persinggahan pertama bagi mereka. Antusiasme publik Solo sangat tinggi dengan kehadiran Pelita Jaya dan Persijatim.

Guna mewujudkan kegembiraan mereka, publik Solo pun membentuk Kelompok Supporter dengan nama PASOEPATI yang pada awalnya merupakan kependekan dari PASUKAN SUPORTER PELITA SEJATI.

Namun, kemesraan publik Solo yang sudah ditinggalkan oleh ARSETO yang bubar ditahun 1998 dan juga PERSIS yang tersendat di divisi tiga, hanya bertahan dua musim saja. Hal ini dikarenakan Pelita Jaya yang dimiliki oleh NIRWAN BAKRIE ini memutuskan untuk hengkang dari Solo karena ada tawaran yang menarik dari Krakatau Steel di Cilegon.

Setelah ditinggal pergi oleh Pelita Jaya, Persijatim pun mendatangi Solo dan disambut dengan hangat oleh PASOEPATI yang kemudian berganti kepanjangan menjadi PASUKAN SUPPORTER SOLO SEJATI dan klub tersebut berubah nama menjadi PERSIJATIM SOLO FC dibawah kepemimpinan G. H. Sutejo dan mendapatkan dukugnan dari Mohammad Zeid yang pada waktu itu sebagai Wakil Ketua PSSI.

Setelah menjadi Persijatim Solo FC, para pemain klub tersebut secara resmi latihan dan berkandang di Stadion Manahan. Persijatim Solo FC pada waktu itu dihuni oleh pemain-pemain yang sudah sangat beken pada saat ini. Mereka diantaranya adalah Ismed Sofyan, Hari Salisbury, Maman Abdurrahman, Wawan Darmawan, Mardiansyah, dan Ferry Rotinsulu.Tetapi, Persijatim Solo FC pun tidak bertahan lama, hanya tiga tahun.

Persijatim memutuskan untuk Pergi karena merasa bahwa mereka sudah tidak didukung oleh Pemerintahan Kota. Persijatim FC pun sempat bimbang dikarenakan tidak ada tujuan yang pasti dimana mereka akan berlabuh.

Namun, pada akhirnya mereka melirik Palembang sebagai labuhan terakhir mereka dan gayung pun bersambut.Pada waktu itu, kota Palembang baru saja melaksanakan Pekan Olahraga Nasional (PON). Stadion Jakabaring yang dibangun sebagai tempat pelaksanaan pertandingan sepakbola, akhirnya tidak bisa digunakan lagi ketikan PON telah selesai.

Hal ini dikarenakan tidak adanya klub sepakbola yang akan menggunakan stadion tersebut. Alasan inilah yang mempersatukan niat pihak Persijatim dengan pihak Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Ir. H. Syahrial Oesman untuk membeli Persijatim FC  seharga Rp 6 Miliar, dan berganti nama menjadi Sriwijaya FC.

Beberapa orang pemain lama Persijatim FC, masih tetap membela Sriwijaya FC walaupun sudah berganti nama. Tercatat nama Wijay yang merupakan pemain keturunan India, Toni Sucipto, dan Ferry Rotinsulu yang pada akhirnya nama Ferry menjadi sangat dikenal oleh publik Indonesia.

Prestasi Persijatim FC semenjak berganti nama menjadi Sriwijaya FC, mengalami perbaikan. Pada pertama kali mengikuti kompetisi, prestasinya tidak terbilang cemerlang. Klub ini harus berjuang untuk lolos dari zona degradasi dan akhirnya selamat dengan berada di peringkat sembilan klasemen akhir wilayah barat liga Indonesia pada musim 2005.

Manajemen Sriwijaya FC dibawah kendali Ir. H. Syahrial Oesman terus melakukan perbaikan demi perbaikan dari musim ke musim. Tahun 2006, klub kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan ini, menduduki peringkat enam klasemen akhir wilayah barat liga Indonesia.Ternyata, perjuangan demi perjuangan yang dilakukan oleh manajemen Sriwijaya FC bersama dengan pelatih dan para pemain tidaklah sia-sia. Pada tahun 2007, Sriwijaya FC dibawah pelatih Rahmad Darmawan, menjadi Juara Liga Indonesia dan bahkan menciptakan sejarah sebagai klub pertama yang mendapatkan gelar ganda dengan menjadi Juara Liga Indonesia dan Juara Piala Indonesia.

Tentu saja keberhasilan ini memberikan kebahagiaan yang sangat besar kepada masyarakat Sumatera Selatan. Keberhasilan ini mengangkat nama Sriwijaya FC sebagai salah satu klub besar di Indonesia dan juga mengangkat nama Sumatera Selatan menjadi lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia. Pencapaian prestasi Sriiwjaya FC terus berlanjut. Pada tahun 2008, Sriwijaya FC kembali menjadi juara Piala Indonesia untuk kedua kalinya secara berturut-turut.

Tentunya hal ini membuat Sriwijaya FC dipandang sebagai klub yang disegani di Indonesia. Bahkan, Sriwijaya FC kembali mencetak sejarah baru setelah berhasil menjadi juara Piala Indonesia tiga kali berturut-turut setelah berhasil menjadi juara pada musim 2009.

Menjadi klub pertama yang mendapatkan double winner dan juara piala Indonesia tiga kali berturut-turut, membuat nama Sriwijaya FC tercatat dalam Buku Museum Rekor Indonesia sebagai klub pertama yang berhasil menjadi Juara Liga Indonesia dan Juara Piala Indonesia serta Klub Pertama yang berhasil menjuarai Piala Indonesia tiga kali berturut-turut.

Kini, Sriwijaya FC telah dimiliki oleh PT. Sriwijaya Optimis Mandiri (PT. SOM) karena telah mengalami opsi penjualan kepemilikian yang dilakukan oleh Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan.  (***)

Posting Sejarah Berdirinya Sriwijaya FC ditampilkan lebih awal di Detik sumsel.