Warga Tanjung Raman Ngamuk,Mobil Truk Batu Bara Dibakar
DETIKSUMSEL.COM,PRABUMULIH – Ratusan warga RT 02 RW 03 Simpang 4 Kelurahan Tanjung Raman Kecamatan Prabumulih Selatan kota Prabumulih, murka dan membakar satu unit truk angkutan batubara benomor polisi B 9871 UY warna kuning yang dikemudikan oleh Muhyadi (53), warga Desa Teret Kabupaten Cilacap Jawa Tengah, Minggu (8/11/2015) sekitar pukul 10.00.
Beruntung Muhyadi lolos dari amukan ratusan warga setelah diselamatkan jajaran kepolisian dan mengamankannya di Mapolres Prabumulih.
Ratusan warga mengamuk dan membakar truk batubara setelah menabrak hingga tewas warga setempat yakni Yogi Nandes (22) dan membuat tiga korban lainnya mengalami luka serius.
Tiga korban yang mengalami luka parah merupakan kakak dari Yogi Nandes yakni Nopen (33) dan istrinya Anasuryani (30) serta anaknya Ahmad Fahri (3), ketiganya dibawa ke RS Fadilah lalu selanjutnya dirujuk ke RSUD Prabumulih.
Tidak hanya membakar truk yang menabrak hingga tewas perempuan malang itu, ratusan massa yang melakukan aksi sweeping dan penghadangan terhadap truk-truk batubara yang melintas bahkan menghancurkan sebanyak 10 unit truk batubara.
Sebanyak 10 truk yang terparkir di kawasan Terminal Baru Jalan Lingkar Prabumulih dan disepanjang jalan tak luput dari aksi pengrusakan ratusaan massa yang kesal.
Parahnya, ratusan warga yang terprovokasi sekelompok massa yang memiliki kepentingan bahkan mengusir petugas TNI, Polri dan wartawan yang meliput.
Tak tanggung-tanggung, Kapolsek Prabumulih Timur, Iptu Sugeng Pranoto SH yang datang ke lokasi untuk meredam amuk massa bahkan nyaris menjadi korban amukan warga.
Kapolsek Prabumulih Timur nyaris terkena lemparan kayu dan batu dari warga, beruntung pria plotos itu berhasil selamat setelah menangkis lemparan batu dan kayu.
Tidak hanya itu, Kapolres Prabumulih, AKBP Arief Adiharsa SIK MTCP dan Kepala Kesbanglinmas Pemkot Prabumulih, Marthodi yang merupakan warga asli Tanjung Raman tak luput dari pengusiran warga.
Warga yang terprovokasi menuding polisi penyebab kecelakaan, lantaran menertibkan para pelaku pungli sehingga membuat arus lalulintas di kawasan tersebut tak terkendali.
“Polisi harus bertanggungjawab, karena menertibkan orang mengatur lalulintas justru membuat banyak truk kebut-kebutan. Sekarang pergi saja polisi, biar kami yang tertibkan,” cecar satu diantara warga mengusir polisi.
Ratusan warga yang terus memadati persimpangan Tanjung Raman dan di Terminal Baru Prabumulih, bahkan massa terus menerus mengusir aparat agar tidak melakukan tindakan pembubaran dan wartawan agar tak mengambil gambar.
Informasi yang dihimpun, peristiwa yang menggemparkan masyarakat Kecamatan Prabumulih Selatan itu bermula ketika Nopen dengan mengendarai motor Yamaha Vega R warna orange berplat nomor BG 5191 CD berbonceng empat bersama istrinya Ansuryani, anaknya Ahmad Fahri dan korban Yogi Nandes hendak mandi.
Keempat korban kemudian berangkat menuju sungai dengan menyusuri jalan, tiba-tiba dari arah belakang truk batubara dikemudikan Mahyadi melaju dengan cepat dengan tujuan dari arah Palembang menuju Lahat.
Truk lalu menabrak motor yang dikendarai Nopen dan membuat keempat keluarga itu terlempar jauh. Korban Yogi Nandes yang menglami luka parah di kepala tewas di tempat kejadian, sementara kakaknya Nopen mengalami luka lecet dan lebam di tangan, kaki serta di sekujur tubuhnya, begitupun Ansuryani dan ananknya.
Keempat korban kemudian dibawa ke RS Fadilah, selanjutny dirujuk ke RSUD Prabumulih untuk mendapat perawatan intensif.
Petugas kepolisian yang mengetahui kejadian saat itu langsung mengamankan sang sopir dan hendak membawa kendaraan pelaku dan korban ke kantor polisi.
Namun warga yang mengetahui peristiwa tabrakan langsung memadati lokasi kejadian, warga dan keluarga korban awalnya menerima kejadian merupakan musibah dan pelaku dihukum berat.
Naasnya, selang beberapa menit emosi warga kembali memuncak setelah mendapat provokasi dari sekelompok oknum warga yang mengisukan kejadian disebabkan karena polisi telah membubarkan aksi pengaturan lalulintas sekaligus pungli yang selama ini dilakukan sejumlah oknum di persimpangan 4 Tanjung Raman tersebut.
Warga yang terprovokasi kemudian membakar truk Muhyadi dan melakukan sweeping truk-truk batubara hingga ke Terminal Baru tepatnya kantor Dishubkominfo Jalan Lingkan, warga kemudian memecahkan kaca dn merusak truk-truk terparkir.
“Massa sangat banyak, mereka ramai-ramai di simpang 4 Kelurahan Tanjung Raman, tak hanya polisi bahkan wartawan diusir dan dikejar. Begitupun di Terminal, ramai massa merusak truk,” ungkap seorang wartawan yang dikejar warga ketika meliput.
Kapolres Prabumulih, AKBP Arief Adiharsa SIK MTCP yang diwawancarai pasca kejadian belum mau berkomentar banyak.
“Saya belum bisa berkomentar karena belum melakukan olah TKP, jelasnya sekarang kita akan mengupayakan meredam amuk warga dulu,” tegasnya.
Terpisah, Kapolsek Prabumulih Timur, Iptu Sugeng Pranoto SH mengatakan, dirinya ketika meredam warga nyaris menjadi korban amukan. Ratusan warga sudah mengerubuni dan melempari sang Kapolsek menggunakan kayu dan batu, beruntung Sugeng berhasil diselamatkan anggota kepolisian lainnya.
“Saya saat kejadian berada di tengah massa, saya meredamkan namun massa mengerubuni, melempar kayu dan batu lalu mengusir. Kepala saya hampir kena lemparan kayu, beruntung berhasil ditangkis menggunakan tangan kanan,” ungkap Kapolsek seraya mengatakan amuk massa dan main hakim sendiri tak boleh dibiarkan. (eds/TS)
Posting Warga Tanjung Raman Ngamuk,Mobil Truk Batu Bara Dibakar ditampilkan lebih awal di Detik sumsel.