DPD: Indonesia Harus Tingkatkan Strategi “Branding” Nasional
DETIKSUMSEL.COM,Jakarta – Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman mengaku sangat bersemangat untuk menghadiri KTT Pemasaran ASEAN yang digelar di Hotel Riz Chalton, Jakarta Selatan, Jumat (9/10). Sebab, ketimbang sebelumnya, dewasa ini pemasaran menjadi bagian yang sangat penting dalam usaha ekonomi domestik, regional, maupun internasional.
Dalam kesempatan tersebut, Irman, sebagai Ketua DPD dan pelindung Indonesia Pemasaran Association (IMA), secara khusus, memberikan penghargaan tertinggi kepada sesepuh pemasar dunia, Profesor Philip Kotler.
“Dan hari ini, saya harus mengatakan bahwa ‘marketer’ tidak tumbuh tua. Bahkan, pada usia 84 tahun, Prof Kotler masih terlihat begitu energik dan begitu bersemangat untuk berbagi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dengan generasi muda di banyak negara,” ucap Irman dalam sambutannya.
Turut hadir dalam acara itu seperti Menteri Parwisata RI Arief Yahya dan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Koperasi dan UKM AA Gede Ngurah Puspayoga dan lainnya.
Lebih lanjut, Irman mengatakan, sebagian besar negara-negara diwakili dalam pertemuan puncak pemasaran ini menghasilkan produk yang sama untuk pasar global. Tapi diferensiasi, positioning, dan strategi merek mereka adalah alasan mereka mengapa unggul di pasar.
“Kompetisi adalah nafas pasar global. Tetapi, kolaborasi dapat memberdayakan setiap negara untuk melakukan langkah lebih baik karena kita melayani masyarakat global dengan kualitas produk, layanan, potensi, dan peluang. Itulah salah satu alasan mengapa 10 negara ASEAN yang datang bersama-sama membentuk pasar bersama akhir tahun ini. Itu juga alasan mengapa kita telah berkumpul di KTT ini, untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik sambil menjelajahi ide-ide baru untuk branding yang lebih baik dari potensi negara kita masing-masing,” tegas Irman.
Sebagai Ketua DPD RI yang mewakili semua 34 provinsi, Irman mengaku pihaknya ingin mendorong merek komprehensif dari produk, jasa, potensi, dan peluang provinsi, kabupaten, kota, dan kecamatan, mengingat fakta bahwa Indonesia sekarang negara sepenuhnya terdesentralisasi, di mana banyak potensi ekonomi kita termasuk sumber daya alam dan sentra produksi terletak di daerah-daerah.
Dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Irman menyebutkan, Indonesia terikat untuk melihat intensitas yang lebih tinggi dari kegiatan ekonomi langsung yang melibatkan provinsi, kabupaten, kota, dan kecamatan. Masing-masing daerah perlu memasarkan potensi mereka secara lebih agresif.
“Oleh karena itu strategi pemasaran yang sangat baik, lebih dari apa pun, akan menjadi penentu utama untuk keberhasilan merekam pasar regional 650 juta orang dan seterusnya,” katanya.
Sebagai negara berkembang, negara anggota ASEAN masih perlu belajar banyak tentang kemasan potensi di berbagai daerah kami untuk pasar global, baik dalam produk, jasa, potensi investasi, pariwisata, dan berbagai kesempatan lain. Indonesia khususnya, memiliki pekerjaan rumah besar, mengingat rentang nusantara, kebutuhan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia kami, dan merumuskan strategi branding nasional untuk melayani tujuan negara.
“Saya berharap KTT ini akan menghasilkan rencana tindak lanjut untuk kemanfaatan semua negara yang berada di sini dan semua perusahaan yang mengambil bagian dalam pertemuan puncak ini dapat menjadi model untuk pemasaran produktif dan visioner di negara masing-masing,” tutup Irman.(Hotman/Bsc)
Posting DPD: Indonesia Harus Tingkatkan Strategi “Branding” Nasional ditampilkan lebih awal di Detik sumsel.